Hey, what's up??
Big day for you today, cause it's a present, bro'...


Selasa, 18 Oktober 2022

Menjadi Jutawan Sholeh

 Assalamu'alaikum pembaca yang baik hati. 

Pernahkah anda bermimpi menjadi seorang yang kaya raya? Atau apakah anda memiliki impian menjadi seorang jutawan? Saya tidak mau jualan apa-apa disini, hanya sekedar bertanya, karena saya sendiri juga memiliki impian menjadi konglomerat. Benar ya tulisannya, bukan konglomelarat? Jadi, begini. Saya mau berbagi tips, barangkali ini manjur untuk anda, karena saya masih bertahap mencobanya dan saya berharap kita bisa sukses bersama-sama, aamiin.

Sebelum saya bagi tipsnya, saya klarifikasi dulu tentang apa pentingnya menjadi kaya. Ada seorang teman di lingkungan tempat tinggal saya dan sering diajak diskusi, mengemukakan pendapatnya tentang arah hidup ini dan apa yang ia alami seakan tanpa beban. Benar sekali, pembawaannya slow saja, tiap hari tidak terlihat kesibukan yang terlalu mencolok darinya. Ia punya prinsip bahwa hidup ini jangan terlalu mengejar kekayaan, toh harta itu tidak dibawa mati, yang dibawa adalah amalan saja di akhirat nanti. Nah! di poin akhir inilah saya mendapatkan inspirasi akan pentingnya seorang muslim untuk kaya. Sungguh dalam Al-quran maupun Hadits tidak membolehkan kita untuk terlalu mengejar dunia, dunia dikejar untuk kepentingan akhirat. Yap! Dunia yang kita kejar hendaklah berupa sesuatu yang dapat mendukung ibadah kita.

Renungkan oleh anda, bukankah kehidupan di era saat ini tidak terlepas dari materi? Apapun itu, bahkan dalam urusan agama. Kebutuhan ibadah tentu dalam beberapa aspek memerlukan materi. Kita lihat saat ini, untuk mendaftar berangkat haji kita harus merogoh kocek lebih dalam sebab biaya perjalanan haji tiap tahunnya mengalami peningkatan. Jika anda masih dalam masa menunggu jatah keberangkatan naik haji, maka sebaiknya melakukan ibadah tambahan seperti umrah, sebab kalau mengikuti apa yang pernah dilakukan oleh Rasulullah, beliau lebih dulu melaksanakan umrah sebelum melakukan ibadah haji. Bukankah kalau kita mampu melaksanakan seperti yang pernah dilakukan oleh Rasululah tersebut akan lebih baik? Bukankah bagi kita yang tinggal jauh dari negara Arab memerlukan biaya yang lebih mahal dibanding dengan di Arab itu sendiri?

Belum lagi soal anak yang harus disekolahkan di sekolah Islam. Pengalaman saya saat ini yang sedang menyekolahkan anak pertama saya di SD IT, biayanya suangat muahal bagi saya yang ekonomi menengah. Belum lagi nanti nyusul adik-adiknya. Bukan berarti saya tidak menyukai sekolah negeri, tapi saya memprioritaskan anak saya masuk sekolah Islam dulu. Lagi-lagi ini tentang beribadah, segala sesuatu yang dilakukan haruslah berlandaskan lillah.

Baik, saudaraku. Ga usah menunggu terlalu lama. Tips yang pertama untuk mejadi kaya raya atau menjadi jutawan adalah dengan 3 S. Saving, Selling, Shelter. Biar lebih paham, mari saya jelaskan satu per satu.

Saving, kalau diartikan adalah menabung. Eits! Tunggu dulu. Bukan itu yang saya maksud pada tips ini. Menabung adalah cara lama yang disampaikan oleh para orang-orang terdahulu yang sebenarnya kurang tepat untuk kita praktekan sebagai orang islam dan terbukti tidak efektif membuat seseorang menjadi kaya. Lalu apa sebenarnya saving yang saya maksud. Menurut para pakar ekonomi bahwa saving disini berarti menghemat. Iya, hemat. Anjuran berperilaku hemat menurut Islam, salah satunya terdapat dalam Al-Qur'an surah Al-Isra ayat 26 - 27, yang artinya: “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan, dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Rabbnya. 

Selling, atau menjual. Apa yang dijual? Apa saja asal halal ya. Apakah anda menyukai dunia penjualan atau perdagangan, atau bisnis? Kalau iya, semangat untuk terus menjual. Kalau belum, seperti kondisi saya yang dulu, maka saya sarankan mulai saat ini sukailah dunia penjualan. Menjual tidak harus berupa barang, bisa juga berupa jasa yaitu potensi yang anda miliki. Bisa saja saat ini anda punya potensi menjadi public speaking, ya kembangkanlah, jangan dibiarkan menjadi jamur alias jadi basi, heheh. Atau anda punya potensi di dunia IT, menjadi programmer, atau minimal menjadi tukang servis itu sudah lumayan bisa dapat pemasukan selain menjual barang. Sama prinsipnya dengan menjual, sama-sama tidak menjadi buruh, sama-sama menjadi bos buat diri sendiri. Tidak salah jadi buruh, toh para menteri di parlemen sana juga adalah buruh, buruh masyarakat. Saat jadi buruh, kumpulin gaji buat modal dagang, gitu. Intinya, kalau masih berkerja untuk orang lain namanya buruh. Ingat! Jual jasa dulu kalau belum ada barang.

Poin penting yang ingin saya sampaikan adalah saving dan selling harus sama-sama ada. Jangan sampai lapar mata, lihat ini pengen ini, lihat itu pengen itu, padahal bukan kebutuhan. Bedakan antara keinginan dan kebutuhan. Saving bertindak sebagai rem, sementara selling diumpamakan sebagi gas. Ingat! Kenapa orang kaya makin kaya? Karena mereka pintar memutar modalnya untuk mendapatkan tambahan, investasi, bukan buat belanja untuk berfoya-foya. Dapat keuntungan dihemat, ada selisih ya buat belanja shelter.

Shelter, atau tempat tinggal. Shelter bisa berupa rumah, kontrakan, ruko atau sejenisnya. Untuk apa? Ya biar anda tenang dalam melanjutkan karir anda menjadi jutawan. Punya rumah yang nyaman otomatis insya Allah keluarga juga nyaman, dapat suasana nyaman bisa buat kita fokus bekerja. Atau shelter lain berupa ruko atau kontarakan bisa jadi pendapatan juga. Belinya harus dari selisih antara hasil selling dan saving tadi. Ngerti sekarang? Ngerti dong, masa itu saja ga ngerti? hehehe..

Tambahan. Sebagai muslim kita perlu juga melaksanakan selain 3 S diatas, ada 3 S khusus, yaitu Shalat dhuhah, Sedeqah, Silaturahim. Banyak riwayat menjelaskan keuntungan yang diperoleh dari 3 S ini berupa rejeki yang melimpah. BUT! There is an exception! Lakukan 3 S yang ini dengan niat karena Allah, untuk Allah. Soal dapat tidaknya keuntungan dunia, itu hanyalah bonus. OK, brother and sister. Ayo kita praktekkan mulai sekarang. Sampai jumpa di puncak. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar