Hey, what's up??
Big day for you today, cause it's a present, bro'...


Rabu, 28 November 2012

KAMU HARUS LEBIH HEMAT Part I

Dikisahkan di sebuah desa di Negeri Yuwessei, hiduplah dua orang petani yang sama-sama ulet bekerja. Ketenaran mereka menjangkau hingga ke desa-desa tetangga. Oleh warga di desanya, mereka menjadi terkenal karena terdapat perbedaan yang menonjol diantara mereka. Meskipun sama-sama ulet dan rajin bekerja, dengan lahan yang sama-sama luasnya, meskipun waktu keberangkat dan waktu sampainya kembali ke rumah sama, namun perbandingan hasil pertanian keduanya sungguh sangat jauh berbeda. 

Adalah si Arnold memiliki ladang yang letaknya tidak jauh dari tempat tinggalnya, sedangkan ladang si Stalone terletak jauh ke tengah hutan. Selidik punya selidik, rasa penasaran warga selama ini pun terkuak. Berhasilnya Arnold dalam bercocok tanam ternyata lebih disebabkan oleh jarak tempuh menuju ladangnya tidak memakan waktu yang lama dibandingkan dengan Stalone. Nah, menyadari akan hal ini, Stalone bertekad akan memikirkan cara agar bisa melampaui si Arnold.  Melewati beberapa hari, selera tidurnya terganggu oleh kemandekan ide yang belum juga muncul.

Sampailah pada suatu sore, ketika Stalone sedang asyik nongkrong di beranda belakang rumahnya, terlintas sebuah ide. Untuk menyaingi Arnold, dia punya trik baru yaitu dengan cara bangun lebih awal dari kebiasaan sebelumnya dan keharusan memiliki kendaraan yang lebih cepat dari berjalan kaki. Malam ini, Stalone pun bisa tidur lebih awal dan tersenyum puas. 

Keesokan harinya, ia pun mulai menjalankan rencananya, pagi-pagi sekali, bahkan ayam jantan masih malas untuk berkokok, Stalon sudah berangkat ke ladangnya. Dengan kuda jantan belia yang masih kuat-kuatnya, ia berkendara ria sambil bersiul. Santai, katanya dalam hati. Waktu pun beranjak dari kelesuannya menuju momen terindah kala warga desa bersuka cita. Sampailah waktunya panen. Mendadak seluruh isi desa, termasuk ayam jantan tadi, tersentak kaget. Ada sebuah kemajuan baru yang telah diraih oleh Stalone setelah bertahun-tahun lamanya tertinggal dari Arnold. Karena rasa penasaran yang tinggi, pak Kades pun menanyakan perihal apa yang menjadikan Stalone mampu menyainigi si Arnold. Dengan bangga Stalone pun menceritakan semua rahasianya.The End!

Ada sebuah hikmah yang bisa dipetik dari kisah di atas. Ini tentang kita, bangsa Indonesia. Mengapa kita, bangsa tercinta Indonesia (terlepas dari bangsa-bangsa lain di Asia), selalu tertinggal dari bangsa-bangsa barat? Penjelasan ini terkait dengan penelitian saya selama beberapa tahun terakhir. Kamu akan tahu setelah kamu lanjut membaca di PART II tulisan ini :) See ya...

KAMU HARUS LEBIH HEMAT Part II

Beberapa teori yang saya baca, lalu saya cocokkan dengan ilustrasi analisa saya selama jelang beberapa tahun terakhir, akhirnya saya bisa menyimpulkan beberapa hal yang menjadi penyebab kenapa bangsa Indonesia jauh tertinggal dari bangsa-bangsa barat dan beberapa bangsa di Asia. Penyebab utamanya adalah masalah waktu dan penggunaannya.

Pertama, bahasa. Bangsa-bangsa barat menggunakan bahasa inggris untuk percakapan sehari-hari dan berbisnis. Dengan demikian, akan lebih mudah bagi mereka mendapatkan informasi, dibandingkan dengan kita yang memang harus belajar dulu bahasa mereka, dan itu membutuhkan waktu. Kamu bisa hitung sendiri perbedaan suku kata dan waktu yang dibutuhkan dalam pengucapannya.; Sun (satu suku kata, dalam bahasa Indonesia diucapkan dalam empat suku kata; ma-ta-ha-ri), Luck (ke-ber-un-tung-an), Rest (Is-ti-ra-hat), Than (Ke-mu-di-an), dst. Dalam mengucapkan kata aslinya, kita butuh waktu yang lebih hemat dibanding dengan kalau diartikan kedalam bahasa Indonesia. Bisa dihitung juga dalam waktu yang panjang. Misalnya, kalau kita mengajar menggunakan bahasa Indonesia membutuhkan waktu 1 jam, sementara dengan materi yang sama diajarkan dalam bahasa inggris, akan jauh lebih hemat sekitar setengah jam. Bandingkan lagi dalam kurun waktu seminggu, sebulan, atau setahun, berapa rentang waktu yang didapat?

Kedua, musim. Ketika kita dihadapkan pada keadaan yang darurat, kita akan memutar otak dengan paksa untuk mencari solusi. Begitu pula dengan keadaan di negeri barat dengan empat musim. Bayangkan ketika musim dingin tiba, aktivitas berkurang, sumber penghasilan pun berkurang. Untuk mengatisipasi hal tersebut, mereka harus menyimpan cadangan kebutuhan mereka. Ketika alam memberi dukungan untuk beraktivitas, mereka berupaya maksimal untuk persediaan selama beradaptasi dengan musim-musim lainnya. Beda dengan negeri kita yang mataharinya selalu ada sepanjang tahun (Indonesia is paradise), kita tidak perlu repot-repot memutar otak untuk beradaptasi dengan cuaca dan lingkungan, karena semuanya sudah tersedia dari alam. Itulah mengapa kita dianggap memiliki otak yang harganya mahal sebab masih orisinil karena jarang dipakai untuk berpikir keras. Karena alam telah menyediakan semuanya, kita tidak butuh usaha maksimal untuk mendapatkan apa yang kita butuhkan. Hal inilah yang menghadirkan budaya malas dalam kehidupan kita. Memang, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.

Ketiga, motivasi. Ini tidak perlu dibahas panjang lebar, so'alnya penulisnya sendiri juga sedang digerogoti oleh ke-mines-an motivasi :D
       Tapi yang perlu diketahui adalah bahwa bangsa barat mau membayar mahal untuk sebuah seminar motivasi, sementara kita sendiri, bahkan dikasih gratis pun kita mengulur-ulur waktu, bahkan sampai tidak jadi (terkadang penulis juga pernah mengalaminya).

Nah! Sahabat, apa solusi yang bisa ditawarkan dalam menghadapi hal semacam ini? Saya sendiri memiliki beberapa trik yang tidak kalah bagusnya dengan yang dilakukan oleh Stalone. 
       Kembali pada permasalahan waktu, maka trik yang saya punya pun berkaitan dengan penghematan penggunaan waktu. Yaitu intensitas. Penggunaan waktu seefisien mungkin bisa kita mulai dari hal-hal yang kecil. Contoh; Dalam kendaraan roda empat, baik itu milik pribadi maupun milik rame-rame, kalau selama ini kita terbiasa dengan mengorok sambil memasang earphone, mulai sekarang manfaatkan waktu untuk membaca. 'kan lumayan jika perjalanan ke tempat kerja atau kuliah membutuhkan waktu sampai 1 jam, sudah berapa halaman buku yang kita baca. Makanya, dalam tas selalu tersedia bacaan-bacaan yang kita minati (tapi bukan komik si Sinchan ya).Selain di bus, saat dalam toilet pun disarankan lebih baik sambil membaca, ini berpengaruh bagus dalam hal memahami isi baca'an, sebab konsentrasi yang tidak terganggu dalam keadaan sepi, fokus, dan.. ahhh.. kamu pikir sendiri deh, kalo lagi pup :D
       Contoh lain adalah menghemat waktu kita untuk menonton acara-acara televisi yang kurang bermanfaat. Misal saja, hindarkan tanganmu untuk menyentuh tombol remote di angka 10 yang berisi tayangan sinetron tidak berkualitas, tapi arahkan jari kamu untuk menekan angka 2 atau berapa lah angka chanel tv-mu yang berisi tentang berita-berita. Yang perlu diingat, jangan sekali-kali kamu menontot berita-berita kriminal, sebab, menurut hemat penulis yang menyukai hal-hal positif, dalam rentang waktu yang tidak panjang, tayangan-tayangan negatif (dan yang paling berbahaya adalah berita kriminal) akan mempengaruhi pikiran-pikiran negatif pula. Ingat! Good in good out. Apa yang kita konsumsi, itu yang akan keluar lewat ucapan dan perilaku kita.
       Masih mau contoh lagi yang lain?? Sekarang giliran kamu lah, sobat. Sharing ide mu juga boleh kok, diketik aja di kotak kecil yang tersedia buat kamu yang mau komen :D

Sahabat, masih banyak faktor-faktor lain yang belum sempat saya bahas disini. Namun, seiring waktu, sejalan dengan penelitian yang masih saya lakukan, saya janji, tulisan ini akan saya sempurnakan dikemudian. 
Semoga bermanfaat..

Jumat, 23 November 2012

MEMBACA SEHAT

Jika kamu penggemar buku atau kutu buku, ada baiknya kamu cek keajegan pendapatku berikut, sekarang. Tapi kalau memang kamu tidak suka atau belum berminat jadi kutu (tanpa buku), mulai dari sekarang sajalah, 'kan lumayan tambah satu lagi pengunjung blog-ku :D

Menjaga agar mata tetap merasa nyaman dan aman dengan menunjukkan kepedulian dan perhatian kita merawatnya, sungguh sebuah kebijaksaan yang tak ternilai harganya. Tentu saja dong, kamu ga' mau ngorbanin anugerah terindahmu, sepasang mata sehat hanya demi memuaskan hasrat membacamu. Makanya, kalau kamu sayang sama kedua matamu, tunjukkan bahwa kamu memang peduli untuk merawatnya. salah satu bentuk pedulinya, yah, ngelanjutin bacanya. Mau ya????

Memang kebanyakan dari penggemar baca buku umumnya lupa waktu kalau sudah terlalu asyik dengan bacaannya. Berikut ada 3 vitamin buat mata tanpa harus dikonsumsi langsung, sekedar buat diingat-ingat sewaktu-waktu seandainya mata sudah mulai terasa letih.

Tips pertama, diceritakan pada suatu sore, seorang pangeran dari negeri Far Far Away, halah! Serius. Jika keseringan membaca dalam keadaan kurang cahaya, dapat mengakibatkan bahaya laten terhadap kesehatan mata. Maka, yang pertama dan utama yang harus diperhatikan saat membaca adalah tingkat kecukupan cahaya. Ini penting, cahaya itu sangat perlu saat membaca (ya iyalah, kalo ga ada cahaya emang mau maen raba-rabaan sama tuh buku). Maksudnya gini, cahaya saja belum cukup, ia harus memenuhi syarat Standar Nasional Far Far Away (SNF). Kecukupan cahaya artinya tidak remang-remang seperti lampu diskotik, juga tidak timbul hilang seperti saat kamu ngantuk. Yang penting lagi, cahayanya tidak sampai membuatmu menempalkan jidat ke buku (emangnya Opera Van Java??).

Tips kedua, pilih tempat membaca di area terbuka. Itu bisa saja seperti di taman, atau di beranda rumah. Hal ini bertujuan agar di sekitar tempat kita membaca ada pohon. Lha! Kok harus ada pohon?? Emang mau baca sambil nari India? Bukan begitu maksudnya, diharapkan saat kamu kelamaan membaca, kamu sekali-kali bisa mengalihkan pandangan ke arah pohon. Sebab, menurut penelitian dari sekelompok bule, bahwa warna hijau pada tumbuhan dapat menyehatkan mata. Mungkin karena alasan inilah Rasul memfavoritkan warna hijau.

Tips ketiga, jika memang keadaanya hanya memungkinkan kita membaca dalam ruangan,dan memang pohonnya masih berbentuk toge, tidak usah khawatir. Cukup kamu pejamkan mata, lalu bayangkan saya datang di hadapan kamu berseragam koki Itali dengan pose menawan ala Ronaldo membawa kue tart di hadapanmu (????). Cukup!! Ini serius. Menutup atau memejamkan mata untuk beberapa saat bertujuan agar retina mata mendapat cukup air. Tapi jangan ngebayangin kalau dalam mata ada galon buat nyimpan tuch air. Logikanya begini, saya mau tanya sama kamu, kamu sering berkedip tidak? Bukan karena sedang maen mata sama orang lain ya! Saat berkedip, bola mata mendapat pasokan air untuk mengurangi keringnya retina sebab ia sering terbuka. 

Saat mata bekerja, atau sedang terbuka, lama kelamaan akan mengering oleh angin. Oleh sebab itulah, kawan-kawan, bukan cuma teori, hal ini sering saya praktekkan saat membaca, memejamkan mata selama sekitar 5-10 detik, atau lebih bermanfaat untuk mengistirahatkan mata. Tapi jangan kelamaan juga kali, ntar si mas Jambretto cepat makmur ngelihat hp kamu bergeletakan di sebelahmu. Selain itu juga, kata buku yang pernah saya lahap waktu di Sekolah Dasar, bahwa dengan cara interval (membaca - istirahat/mendengarkan musik/aktivitas lain - membaca - istirahat - dan seterusnya), terbukti mampu menguatkan daya ingat terhadap pemahaman dari yang kita baca. 

Nah! Sudah sampai ending. Segini cukup???