Seorang teman yang sedang tinggal di Amerika, mengirim surat tentang Negeri Paman Sam dengan segala kondisi musim yang ada di sana. Mbak Wiwid, sapaan akrabnya, kenal pertama kali di games Farmville yang ada di Facebook. Mulai saling sapa ketika aku melihat postingan-postingannya tentang bunga dan musim di Amerika. Ketertarikanku pada Negeri empat musim membuat dia menyempatkan diri mengirim surat elektronik tentang keadaan musim di Negeri Paman Sam. Surat ini kubaca berulang-ulang saking senangnya punya teman Indo yang low profile dan mau berbagi. Ada pesan indah di akhir surat ini yang membuatku semakin cinta dengan Indonesia.
"Diantara empat musim itu semua punya keindahan tersendiri.
Tapi saya paling suka spring dan fall. Spring mulai sekitar bulan april, ini
masa tumbuhan mulai bersemi, setelah mereka tidur selama musim dingin. Berbagai
macam warna mulai bermunculan, bunga-bunga mulai bermekaran. Temperatur untuk
sekitar April dan Mei sebetulnya masih agak dingin, kadang masih harus pakai
jaket kalau keluar. Musim ini siang lebih panjang daripada malam. Matahari
terbenam sekitar jam 9 malam, puncaknya disebut summer soltice, tanggal 21
Juni. Sesudah itu, berangsur matahari tenggelam lebih awal, itu awal musim
panas (summer).
Setiap bunga punya masa berbunga yg berbeda, jadi bunga di
musim semi berbeda dengan musim panas. Musim panasnya disini berbeda dengan
musim panas di Indonesia. Disini lebih menyengat, dan tidak ada angin, sehingga
sangat terasa panasnya, tapi keringat tidak bisa keluar.... gak nyaman banget.
Matahari tidak berada di atas kepala seperti Indonesia yang terletak di
khatulistiwa, tapi tepat dipandangan mata, itu sebabnya disini sunglasses
sangat diperlukan, kalau tidak mata akan sakit. Jadi kacamata hitam bukan
terutama karena alasan fashion atau gaya, tapi memang kebutuhan.
Musim gugur dimulai
sekitar bulan Oktober. Pada masa ini semua daun-daun mulai berubah warna kuning
atau merah atau coklat, sangat indah. Lalu mereka mulai rontok, bagi yg punya
halaman luas dengan pohon-pohon besar, ini sangat merepotkan, karena kita harus
menyapunya dan meletakkan di halaman depan, kemudian truk dari dinas kebersihan
kota akan datang untuk mengangkutnya.
Sekitar awal Desember, semua daun sudah
rontok, suhu menjadi dingin, dan salju mulai turun. Sepanjang mata memandang,
hamparan salju putih, menutupi mulai dari atap rumah, pohon dan halaman. Kalau
cuma dipandang, sangat indah. Tapi begitu salju berubah menjadi es... ini
sangat berbahaya, karena sangat licin. Itu sebabnya sepatu boot sangat
membantu, selain untuk menghangatkan kaki, sepatu boot untuk winter biasanya
mempunyai bagian bawah yang mampu mencengkeram es, sehingga tidak licin. Beberapa
kali saya sempat terjatuh juga, meski sudah pakai boot.
Saat udara dingin, kita sama sekali tidak bisa membuka
jendela, sehingga udara yang dihirup hanya udara didalam rumah. Jadi kita
disini sangat tergantung pada alat-alat seperti humidifier, air filter,
penghangat dsb. Oleh sebab itu, saat udara hangat kami lebih suka untuk
melakukan aktivitas di luar rumah, dengan udara yang segar. Betapa beruntungnya
hidup di Indonesia, kita bisa menghirup udara luar yang segar dan bebas tiap
hari, bisa menanam tumbuhan kapan saja. Disini kita baru bisa menanam sekitar
pertengahan Mei sampai Oktober, disaat banyak matahari.
Indonesia is a paradise... that is true... so be proud of
being Indonesia.
Betapa orang disini kadang merasa iri, kalau saya cerita,
kalau kita di Indonesia selalu ada matahari sepanjang tahun, menanam apapun
mudah, bahkan hanya dengan membuang biji, bisa tumbuh sendiri. Disini saya
harus beli tanah khusus untuk menanam. Itupun kadang tidak tumbuh.
Indonesia memang sangat kaya dan nyaman, tapi itu kadang
membuat kita jadi malas dan terlena dengan kemudahan yang diperoleh dari alam.
Orang disini harus berjuang keras untuk mengatasi alam, berjuang dengan
temperatur yang berubah-ubah, alam yang tak pasti... tapi itu membuat mereka memutar
otak untuk mengatasinya, sehingga mereka menjadi pintar. Itu juga saya alami
waktu saya di Papua, alam papua sangat kaya, mereka tidak perlu menanam,
tinggal mengambil dari hutan, apa yg mereka butuhkan. Tapi hal itu membuat
mereka menjadi malas, mereka tidak berusaha untuk menghasilkan sesuatu, karena
terlena oleh kemudahan yang diberikan oleh alam."